BAB II
TINJAU PUSTAKA
2.1. Pengertian
Komposit
Komposit
adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material
sehingga dihasilkan material komposit yang mempunyai sifat mekanik dan
karakteristik yang berbeda dari material pembentuknya.
Komposit
memiliki sifat mekanik yang lebih bagus dari logam, kekakuan jenis (modulus
Young/density) dan kekuatan jenisnya lebih tinggi dari logam. Beberapa lamina
komposit dapat ditumpuk dengan arah orientasi serat yang berbeda, gabungan lamina
ini disebut sebagai laminat.
1. Komposit dibentuk dari dua jenis material yang
berbeda, yaitu:
Penguat (reinforcement), yang mempunyai sifat kurang ductile tetapi lebih rigid serta lebih kuat, dalam laporan ini penguat komposit yang digunakan yaitu dari serat alam.
Penguat (reinforcement), yang mempunyai sifat kurang ductile tetapi lebih rigid serta lebih kuat, dalam laporan ini penguat komposit yang digunakan yaitu dari serat alam.
2. Matriks, umumnya lebih ductile tetapi mempunyai
kekuatan dan rigiditas yang lebih rendah.
Secara garis
besar ada 3 macam jenis komposit berdasarkan penguat yang digunakannya, yaitu :
1. Fibrous Composites (Komposit Serat). Merupakan jenis
komposit yang hanya terdiri dari satu laminat atau satu lapisan yang
menggunakan penguat berupa serat / fiber. Fiber yang digunakan bisa berupa
glass fibers, carbon fibers, aramid fibers (poly aramide), dan sebagainya.
Fiber ini bisa disusun secara acak maupun dengan orientasi tertentu bahkan bisa
juga dalam bentuk yang lebih kompleks seperti anyaman.
2. Laminated Composites (Komposit Laminat). Merupakan
jenis komposit yang terdiri dari dua lapis atau lebih yang digabung menjadi
satu dan setiap lapisnya memiliki karakteristik sifat sendiri.
3. Particulalate Composites (Komposit Partikel).
Merupakan komposit yang menggunakan partikel/serbuk sebagai penguatnya dan
terdistribusi secara merata dalam matriksnya.
Sehingga komposit dapat
disimpulkan adalah sebagai dua macam atau lebih material yang digabungkan
atau dikombinasikan dalam sekala
makroskopis (dapat terlihat langsung oleh mata) sehingga
menjadi material baru yang lebih berguna.
Komposit terdiri
dari 2 bagian utama yaitu :
ü Matriks, berfungsi
untuk perekat atau pengikat dan pelindung filler (pengisi) dari kerusakan
eksternal. Matriks yang umum digunakan : carbon, glass, kevlar, dll
ü Filler (pengisi), berfungsi
sebagai Penguat dari matriks. Filler yang
umum digunakan : carbon, glass, aramid, kevl`r.
2.2.
Klasifikasi Bahan Komposit
Klasifikasi bahan komposit dapat
dibentuk dari sifat dan sturkturnya. Bahan komposit dapat diklasifikasikan
kedalam beberapa jenis. Secara umum klasifikasi komposit yang sering digunakan
antara lain seperti :
1.
Klasifikasi
menurut kombinasi material utama, seperti metal-organic
atau metal anorganic.
2.
Klasifikasi
menurut karakteristik bult-from,
seperti system matrik atau laminate.
3.
Klasifikasi
menurut istribusi unsure pokok, seperti continous
dan disontinous.
4.
Klasifikasi
menurut fungsinya, seperti elektrikal atau structural (Schwartz, 1984)
Sedangkan
klasifikasi menurut komposit serat (fiber-matrik
composites) dibedakan menjadi beberapa macam antara lain :
1.
Fiber
composite (komposit serat) adalah gabungan serat dengan matrik
2.
Filled
composite adalah gabungan matrik
continous skeletal dengan matrik yang kedua
3.
Flake
composite adalah gabungan serpih rata dengan metrik
4.
Particulate
composite adalah gabungan partikel dengan matrik
5.
Laminate
composite adalah gabungan lapisan atau unsur pokok lamina (Schwartz, 1984 : 16)
Secara umum bahan komposit terdiri dari dua macam, yaitu
bahan komposit partikel (particulate
composite) dan bahan komposit serat (fiber
composite). Bahan komposit partikel terdiri dari partikel–partikel yang
diikat oleh matrik. Bentuk partikel ini dapat bermacam–macam seperti bulat,
kubik, tetragonal atau bahkan berbentuk yang tidak beraturan secara acak.
Sedangkan bahan komposit serat terdiri dari serat – serat yang diikat oleh
matrik. Bentuknya ada dua macam yaitu serat panjang dan serat pendek.
2.2.1. Bahan
Komposit Partikel
Dalam
struktur komposit, bahan komposit partikel tersusun dari partikel–partikel
disebut bahan komposit partikel (particulate
composite) menurut definisinya partikel ini berbentuk beberapa macam
seperti bulat, kubik, tetragonal atau bahkan berbentuk yang tidak beraturan
secara acak, tetapi rata–rata berdimensi sama. Bahan komposit partikel umunya
digunakan sebagai pengisi dan penguat bahan komposit keramik (ceramic matrik composites). Bahan
komposit partikel pada umunya lebih lemah dibanding bahan komposit serat. bahan
komposit partikel mempunyai keunggulan, seperti ketahanan terhadap aus, tidak
muda retak dan mempunyai daya pengikat dengan matrik yang baik.
2.2.2. Bahan
Komposit Serat
Unsur
utama komposit adalah serat yang mempunyai banyak keunggulan, oleh karena itu
bahan komposit serat yang paling banyak dipakai. Bahan komposit serat terdiri
dari serat–serta yang terikat oleh matrik yang saling berhubungan. Bahan komposit
serat ini terdiri dari dua macam, yaitu serat panjang (continous fiber) dan serat pendek (short fiber dan whisker).
Dalam laporan ini diambil bahan komposit serat (fiber composite). Penggunaan bahan komposit serat sangat efesien
dalam menerima beban dan gaya. Karena itu bahan komposit serat sangat kuat dan
kaku bila dibebani searah serat, sebaliknya sangat lemah bila dibebani dalam
arah tegak lurus serat.
Gambar
2.1. Klasifikasi bahan komposit yang umum
Sumber
: www.google.co.id
Komposit
serat dalam dunia industry mulai dikembangkan dari pada menggunakan bahan
partikel. Bahan komposit serat mempunyai keunggulan yang utama yaitu strong (kuat), stiff (tangguh), dan lebi tahan terhadap panas pada saat didalam
matrik (Schwartz, 1984). Dalam penggembangan teknologi pengolahan serat,
membuat serat sekarang semakin diunggulkan dibandingkan material–material yang
digunakan. Cara yang digunakan untuk mengkombinasi serat berkekuatan tarik
tinggi dan bermodulus elastisitas tinggi dengan matrik yang bermassa ringan,
berkekuatan tarik renda, serta bermodulus elastisitas rendah makin banyak
dikembangkan guna untuk memperoleh hasil yang maksimal. Komposit pada umumnya
mengunakan bahan plastik yang merupakan material yang paling sering digunakan
sebagai bahan pengikat seratnya selain itu plastic mudah didapat dan mudah
perlakuannya, dari pada bahan dari logam yang membutuhkan bahan sendiri.
2.3.
Tipe Komposit Serat
Untuk
memperoleh komposit yang kuat harus dapat menempatkan serat dengan benar.
Berdasarkan penempatanya terdapat beberapa tipe serat pada komposit yaitu :
1.
Continuous
Fiber Composite
Continuous atau uni-directional, mempunyai
serat panjang dan lurus, membentuk lamina diatara matriknya. Jenis komposit ini
paling sering digunakan. Tipe ini mempunyai kelemahan pada pemisahan antar
lapisan. Hal ini dikarnakan kekuatan antar lapisan dipengaruhi oleh matriknya.
Gambar
2.2. Continuous Fiber Composite
Sumber
: http://www.technovelgy.com
2.
Woven
Fiber Composite (bi-dirtectional)
Komposit
ini tidak mudah dipengaruhi pemisahan antar lapisan karena susunan seratnya
juga mengikat serat antar lapisan. Akan tetapi susunan serat memanjangnya yang
tidak begitu lurus mengakibatkan kekuatan dan kekakuan akan melemah.
Gambar
2.3. Woven Fiber Composite-bi-dirtectional
Sumber
: http://www.technovelgy.com
3.
Discontinuous
Fiber Composite
Discontinuous Fiber Composite adalah tipe komposit dengan serat
pendek.
Tipe ini dibedakan lagi menjadi 3 (
Gibson, 1994 : 157 ) :
a. Aligned
discontinuous fiber
b. Off-axis
aligned discontinuous fiber
c. Randomly
oriented discontinuous fiber
Gambar
2.4. Tipe Discontinuous fiber (Gibson,
1994)
Sumber : www.google.co.id
4.
Hybrid
Fiber Composite
Hybrid Fiber Composite merupakan komposit gabungan antara serat tipe serat lurus
dengan serat acak. Tipe ini digunakan supaya dapat mengganti kekurangan sifat
dari kedua tipe dan dapat menggabungkan kelebihannya.
Continuous Fiber Compsite Woven Fiber Composite
Randomly
oriented discontinuous fiber Hybrid
Fiber Composite
Gambar
2.5. Hybrid Fiber Composite (Gibson, 1994)
Sumber : www.google.co.id
2.4.
Bagian Utama dari Komposit
2.4.1.
Reinforcement
Salah satu bagian utama dari komposit adalah reinforcement
(penguat) yang berfungsi sebagai penanggung beban utama pada komposit.
Serat Gelas
Glass fiber adalah
bahan yang tidak mudah terbakar. Serat jenis ini biasanya digunakan sebagai
penguat matrik jenis polymer. Komposisi kimia serat gelas sebagain besar
adalah SiO2 dan sisanya adalah oksida-oksida
alumunium (Al), kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), dan unsur-unsur
lainnya.
Berdasarkan bentuknya serat gelas dapat dibedakan
menjadi beberapa macam antaralain (Santoso, 2002):
a. Roving
Berupa
benang panjang yang digulung mengelilingi silinder.
Gambar 2.6. Serat gelas roving (Santoso,
2002)
b. Yarn
Berupa
bentuk benang yang lekat dihubungkan pada filamen.
Gambar 2.7.
Serat gelas yarn (Santoso, 2002)
c.
Chopped Strand
Adalah strand yang
dipotong-potong dengan ukuran tertentu kemudian digabung menjadi satu ikatan.
Gambar
2.8. Serat gelas chopped strand (Santoso, 2002)
d.
Reinforcing Mat
Berupa
lembaran chopped strand dan continuous strand yang tersusun
secara acak.
Gambar
2.9. Serat gelas reinforcing mat (Santoso, 2002)
e.
Woven Roving
Berupa
benang panjang yang dianyam dan digulung pada silinder
Gambar
2.10. Serat gelas woven roving (Santoso, 2002)
f. Woven
Fabric
Berupa
serat yang dianyam seperti kain tenun.
Gambar
2.11. Serat gelas woven fabric (Santoso, 2002)
Berdasarkan
jenisnya serat gelas dapat dibedakan menjadi beberapa macam antara lain
(Nugroho, 2007):
a. Serat E-Glass
Serat E-Glass adalah salah satu jenis serat yang
dikembangkan sebagai penyekat atau bahan isolasi. Jenis ini mempunyai kemampuan
bentuk yang baik.
b. Serat C-Glass
Serat C-Glass adalah jenis serat yang mempunyai
ketahanan yang tinggi terhadap korosi.
c. Serat S-Glass
Serat
S-Glass adalah jenis serat yang mempunyai kekakuan yang tinggi.
Tabel
2.1. Sifat-sifat serat gelas (Nugroho, 2007)
Tabel
2.2. Komposisi senyawa kimia serat gelas (Nugroho, 2007)
Keterangan:
SiO2 =
Silica  : NaO2
=
Natrium Oksida
Al2O3
=
Alumina B2O3
=
Boron Oksida
Fe2O3
=
Besi Oksida K2O
= Kalium Oksida
CaO = Calsuim Oksida BaO
= Boron Oksida
MgO
= Magnesium Oksida
2.4.2. Matrik
Matrik
adalah fasa dalam komposit yang mempunyai bagian atau fraksi volume terbesar
(dominan). Matrik mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Mentransfer tegangan ke serat secara
merata.
b. Melindungi serat dari gesekan
mekanik.
c. Memegang dan mempertahankan serat
pada posisinya.
d. Melindungi dari lingkungan yang
merugikan.
e. Tetap stabil setelah proses
manufaktur.
Sifat-sifat
matrik (Ellyawan, 2008) :
a. Sifat mekanis yang baik.
b. Kekuatan ikatan yang baik.
c. Ketangguhan yang baik.
d. Tahan terhadap temperatur.
Menurut Gibson (1994)
matrik dalam struktur komposit dapat dibedakan menjadi:
2.4.2.1.
Komposit
Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites – PMC)
Bahan ini merupajan bahan komposit yang sering
digunakan, biasa disebut polimer berpenguat serat (FRP – Fibre Reinforced
Polymers or Plastics). Bahan ini menggunakan suatu polimer berbahan resin
sebagai matriknya, dan suatu jenis serat seperti kaca, karbon dan aramid
(Kevlar) sebagai penguatannya.
Gambar 2.12. Komposit Matrik Polimer Polymer
Matrix Composites-PMC (Gibson 1994)
Sumber : www.google.co.id
Komposit
ini bersifat :
1)
Biaya pembuatan lebih rendah
2)
Dapat dibuat dengan produksi massal
3)
Ketangguhan baik
4)
Tahan simpan
5)
Siklus pabrikasi dapat dipersingkat
6)
Kemampuan mengikuti bentuk
7)
Lebih ringan.
Jenis polimer
yang sering digunakan (Sudira, 1985) :
1.
Thermoplastic
Thermoplastic adalah
plastik yang dapat dilunakkan berulang kali (recycle) dengan menggunakan
panas. Thermoplastic merupakan polimer yang akan menjadi keras apabila
didinginkan. Thermoplastic akan
meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu dan
mempunyai sifat dapat balik (reversibel) kepada sifat aslinya, yaitu
kembali mengeras bila didinginkan. Contoh dari thermoplastic yaitu
Poliester, Nylon 66, PP, PTFE, PET, Polieter sulfon, PES, dan Polieter
eterketon (PEEK).
2.
Thermoset
Thermoset tidak
dapat mengikuti perubahan suhu (irreversibel). Bila sekali pengerasan
telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali. Pemanasan yang tinggi
tidak akan melunakkan thermoset melainkan akan membentuk arang dan
terurai karena sifatnya yang demikian sering digunakan sebagai tutup ketel,
seperti jenis-jenis melamin. Plastik jenis thermoset tidak begitu
menarik dalam proses daur ulang karena selain sulit penanganannya juga
volumenya jauh lebih sedikit (sekitar 10%) dari volume jenis plastik yang
bersifat thermoplastic. Contoh dari thermoset yaitu Epoksida,
Bismaleimida (BMI), dan Poli-imida (PI).
Aplikasi
PMC yaitu sebagai berikut :
1)
Matrik berbasis poliester dengan serat gelas
a) Alat-alat rumah
tangga
b) Panel pintu
kendaraan
c) Lemari perkantoran
d) Peralatan
elektronika.
2)
Matrik berbasis termoplastik dengan serat gelas (kotak air radiator)
3)
Matrik berbasis termoset dengan serat carbon
a) Rotor helikopter
b) Komponen ruang
angkasa
c) Rantai pesawat
terbang
2.4.2.2. Komposit Matrik Logam (Metal
Matrix Composites – MMC)
Bahan
ini menggunakan suatu logam seperti aluminium sebagai matrik dan penguatnya
dengan serat seperti silikon karbida.
Gambar 2.13. Komposit
Matrik Logam Metal Matrix Composites-MMC (Gibson 1994)
Sumber : www.google.co.id
1.
Kelebihan MMC dibandingkan dengan PMC :
1)
Transfer tegangan dan regangan yang baik.
2)
Ketahanan terhadap temperature tinggi
3)
Tidak menyerap kelembapan.
4)
Tidak mudah terbakar.
5)
Kekuatan tekan dan geser yang baik.
6)
Ketahanan aus dan muai termal yang lebih baik
2.
Kekurangan MMC :
1)
Biayanya mahal
2)
Standarisasi material dan proses yang sedikit
3.
Matrik pada MMC :
1)
Mempunyai keuletan yang tinggi
2)
Mempunyai titik lebur yang rendah
3)
Mempunyai densitas yang rendah
4)
Contoh : Almunium beserta paduannya, Titanium beserta paduannya,
Magnesium beserta paduannya.
4.
Proses pembuatan MMC :
1)
Powder metallurgy
2)
Casting/liquid ilfiltration
3)
Compocasting
4)
Squeeze casting
5.
Aplikasi MMC, yaitu sebagai berikut :
1)
Komponen automotive (blok-silinder-mesin,pully,poros gardan,dll)
2)
Peralatan militer (sudu turbin,cakram kompresor,dll)
3)
Aircraft (rak listrik pada pesawat terbang)
4)
Peralatan Elektronik
2.4.2.3. Komposit Matrik Keramik (Ceramic
Matrix Composites – CMC)
Bahan ini menggunakan keramik sebagai matrik dan
diperkuat dengan serat pendek, atau serabut-serabut (whiskers) dimana
terbuat dari silikon karbida atau boron nitride.
Gambar 2.14. Komposit
Matrik Keramik Ceramic Matrix Composites-CMC (Gibson 1994)
Sumber : www.google.co.id
1.
Matrik yang sering digunakan pada CMC adalah :
1) Gelas anorganic.
2) Keramik gelas
3) Alumina
4) Silikon Nitrida
2.
Keuntungan dari CMC :
1)
Dimensinya stanil bahkan lebih stabil daripada logam
2)
Sangat tanggung , bahkan hampir sama dengan ketangguhan dari cast iron
3)
Mempunyai karakteristik permukaan yang tahan aus
4)
Unsur kimianya stabil pada
temperature tinggi
5)
Tahan pada temperatur tinggi (creep)
6)
Kekuatan & ketangguhan tinggi, dan ketahanan korosi
3.
Kerugian dari CMC
1)
Sulit untuk diproduksi dalam jumlah besar
2)
Relative mahal dan non-cot effective
3)
Hanya untuk aplikasi tertentu
4.
Aplikasi CMC, yaitu sebagai berikut :
1)
Chemical processing = Filters, membranes, seals, liners, piping,
hangers
2)
Power generation = Combustorrs, Vanrs, Nozzles, Recuperators, heat
exchange tubes, liner
3)
Wate inineration = Furnace part, burners, heat pipes, filters,
sensors.
4)
Kombinasi dalam rekayasa wisker SiC/alumina polikristalin untuk
perkakas potong.
5)
Serat grafit/gelas boron silikat untuk alas cermin laser.
6)
Grafit/keramik gelas untuk bantalan,perapat dan lem.
7)
SiC/litium aluminosilikat (LAS) untuk calon material mesin panas.
2.5.
Bahan - bahan Pembentuk Koposit
Bahan
pembuat fiberglass pada umumnya terdiri dari 11 macam bahan, 6 macam sebagai
bahan utama dan 5 macam sebagai bahan finishing. Sebagai bahan utama yaitu
erosil, pigmen, resin, katalis, talk, mat, sedangkan sebagai bahan finishing
antara lain : aseton, PVA, mirror, cobalt, dan dempul.
1.
Aerosil
Bahan ini
berbentuk bubuk sangat halus seperti bedak bayi berwarna putih. Berfungsi sebagai
perekat mat agar fiberglass menjadi kuat dan tidak mudah patah/pecah.
Gambar
2.15. Earosil
Sumber
: http://www.indofiberglass.com
2.
Pigment
Pigmen
adalah zat pewarna sebagai pencampur saat bahan fiberglass dicampur. Pemilihan
warna disesuaikan dengan selera pembuatnya. Pada umumnya pemilihan warna untuk
mempermudah proses akhir saat pengecatan.
Gambar
2.16. Pigment
Sumber
: http://www.indofiberglass.com
3.
Resin
Bahan ini
berujud cairan kental seperti lem, berkelir hitam atau bening. Berfungsi untuk
mencairkan/ melarutkan sekaligus juga mengeraskan semua bahan yang akan dicampur. Biasanya bahan ini
dijual dalam literan atau dikemas dalam kaleng.
Gambar
2.17. Resin
Sumber
: Toko REJO AGUNG Batu Malang
4.
Katalis
Zat ini berwarna
bening dan berfungsi sebagai pengencer. Zat kimia ini biasanya dijual bersamaan
dengan resin, dan dalam bentuk pasta. Perbandingannya adalah resin 1 liter dan
katalisnya 1/40 liter.
Gambar
2.18. Katalis
Sumber
: Toko REJO AGUNG Batu Malang
5.
Talk
Sesual
dengan namanya bahan ini berupa bubuk
berwarna putih seperti sagu. Berfungsi sebagal campuran adonan fiberglass agar
keras dan agak lentur.
Gambar
2.19. Talk
Sumber
: Toko REJO AGUNG Batu Malang
6.
Mat
Bahan ini
berupa anyaman mirip kain dan terdiri dari beberapa model, dari model anyaman
halus sampai dengan anyaman yang kasar atau besar dan jarang-jarang. Berfungsi
sebagai pelapis campuran adonan dasar fiberglass, sehingga sewaktu unsur kimia
tersebut bersenyawa dan mengeras, mat berfungsi sebagai pengikatnya. Akibatnya
fiberglass menjadi kuat dan tidak getas.
Gambar
2.20. Mat
Sumber : http://www.indofiberglass.com
7.
Aseton
Pada
umumnya cairan ini berwarna bening, fungsinya seperti katalis yaitu untuk
mencairkan resin. Zat ini digunakan apabila adonan
terlalu kental yang akan mengakibatkan pembentukan fiberglass menjadi
sulit dan lama keringnya.
Gambar
2.21. Aseton
Sumber
: http://www.indofiberglass.org
8.
PVA
Bahan ini berupa
cairan kimia berkelir biru menyerupai spiritus. Berfungsi untuk melapis antara
master mal/cetakan dengan bahan fiberglass. Tujuannya adalah agar kedua bahan
tersebut tidak saling menempel, sehingga fiberglass hasil cetakan dapat dilepas
dengan mudah dari master mal atau cetakannya.
9.
Mirror
Sesuai
namanya, manfäatnya hampir sama dengan PVA, yaitu menimbulkan efek licin. Bahan
ini berwujud pasta dan mempunyai warna bermacam macam.
10. Cobalt
Cairan
kimia ini berwarna kebiru-biruan. Berfungsi sebagai bahan aktif pencampur
katalis agar cepat kering, terutama apabila kualitas katalisnya kurang baik dan
terlalu encer. Bahan ini dapat dikategorikan sebagai bahan penyempurna, sebab
tidak semua bengkel menggunakannya. Hal ini tergantung pada kebutuhan pembuat
dan kualitas resin yang digunakannya. Perbandingannya adalah 1 tetes cobalt
dicampur dengan 3 liter katalis. Apabila perbandingan cobalt terlalu banyak,
dapat menimbulkan api.
11. Dempul
fiberglass
Setelah hasil cetakan terbentuk dan dilakukan
pengamplasan, permukaan yang tidak rata dan berpori-pori perlu dilakukan
pendempulan. Tujuannya agar permukaan fiberglass hasil cetakan menjadi lebih halus dan rata
sehingga siap dilakukan pengerjaan lebih lanjut.
Gambar 2.22. Dempul
Sumber : http://www.indofiberglass.com
2.6.
Karakteristik Material Komposit
2.6.1. Sifat
– sifat Material Komposit
Dalam pembuatan sebuah material komposit, suatu
pengkombinasian optimum dari sifat-sifat bahan penyusunnya untuk mendapatkan
sifat-sifat tunggal sangat diharapkan. Beberapa material komposit polymer
diperkuat serbuk yang memiliki kombinasi sifat-sifat yang ringan, kaku, kuat
dan mempunyai nilai kekerasan yang cukup tinggi. Disamping itu juga sifat dari material
komposit dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu material yang digunakan sebagai
bentuk komponen dalam komposit, bentuk geometri dari unsur-unsur pokok dan
akibat struktur dari sistem komposit, cara dimana bentuk satu mempengaruhi
bentuk lainnya
Menurut
Agarwal dan Broutman, yaitu menyatakan bahwa bahan komposit mmpunyai cirri-ciri
yang berbeda dan komposisi untuk menghasilkan suatu bahan yang mempunyai sifat
dan cirri tertentu yang berbeda dari sifat dan ciri konstituen asalnya.
Disamping itu konstituen asal masi kekal dan dihubungkan melalui suatu antara
muka.
Dengan kata lain, bahan komposit
adalah bahan yang heterogen yang terdiri dari fasa yang tersebar dan fasa yang
berterusan. Fasa tersebar selalu terdiri dari serat atau bahan pengukuh,
manakalah yang berterusannya terdiri dari matriks.
2.6.2. Jenis
– jenis Material Komposit
2.6.2.1.
Material Komposit Serat
Material komposit serat yaitu
komposit yang terdiri dari serat dan bahan dasar yang diproduksi secara
fabrikasi, misalnya serat + resin sebagai bahan perekat, sebagai contoh adalah
FRP (Fiber Reinforce Plastic) plastik diperkuat dengan serat dan banyak
digunakan, yang sering disebut fiber glass.
2.6.2.2.
Komposit Lapis (Laminated Composite)
Komposit lapis yaitu komposit yang terdiri dari lapisan dan
bahan penguat, contohnya polywood, laminated glass yang seringdigunakan
sebagai bahan bangunan dan kelengkapannya.
Gambar
2.23. Laminated Composites
(www.kemahasiswaan.its.ac.id)
2.6.2.3.
Komposit Partikel (Particulate
Composite)
Komposit partikel yaitu komposit yang terdiri dari partikel
dan bahan penguat seperti butiran (batu dan pasir) yang diperkuat dengan semen
yang sering kita jumpai sebagai betin.
Gambar
2.24. Particulate Composite
(www.kemahasiswaan.its.ac.id)
2.6.3. Propertis
Material Komposit
Kemajuan kini telah
mendorong peningkatan dalam permintaan terhadap bahan komposit. Perkembangan
bidang sciences dan teknologi mulai menyulitkan
bahan konvensional seperti logam untuk memenuhi keperluan aplikasi baru.
Bidang angkasa lepas, perkapalan, automobile dan industri pengangkutan merupakan contoh aplikasi yang
memerlukan bahan-bahan yang berdensity rendah, tahan karat, kuat, kokoh dan
tegar. Dalam kebanyakan bahan konvensional seperti keluli, walaupun kuat ia
mempunyai density yang tinggi dan rapuh. Sifat maupun karakteristik dari komposit ditentukan oleh :
a. Material
yang menjadi penyusun komposit
Karakteristik
komposit ditentukan berdasarkan karakteristik material penyusun menurut rule of
mixture sehingga akan berbanding secara proporsional.
b. Bentuk
dan penyusunan struktural dari penyusun
Bentuk
dan cara penyusunan komposit akan mempengaruhi karakteristik komposit.
c. Interaksi
antar penyusun
Bila
terjadi interaksi antar penyusun akan meningkatkan sifat dari komposit.
2.6.4. Kelebihan Material Komposit
Material komposit mempunyai beberapa kelebihan berbanding dengan bahan
konvensional seperti logam.
Kelebihan tersebut pada umumnya dapat dilihat dari beberapa sudut yang
penting seperti sifat-sifat mekanikal dan fisikal dan biaya. Seperti yang
diuraikan dibawah ini :
a. Sifat-sifat
mekanikal dan fisikal
Pada umumnya pemilihan bahan matriks dan serat
memainkan peranan penting dalam menentukan sifat-sifat mekanik
dan sifat komposit. Gabungan matriks dan serta dapat menghasilkan komposit yang
mempunyai kekuatan dan kekakuan yang lebih tinggi dari bahan
konvensional seperti keluli.
b. Biaya
Faktur biaya juga memainkan peranan yang sangat
penting dalam membantu perkembangan
industri komposit. Biaya yang
berkaitan erat dengan penghasilan suatu produk yang seharusnya memperhitungkan beberapa aspek seperti biaya
bahan mentah, pemrosesan, tenaga manusia, dan sebagainya.
2.6.5. Kekurangan
Material Komposit
a. Tidak
tahan terhadap beban shock (kejut) dan crash (tabrak) dibandingkan dengan
metal.
b. Kurang
elastis
c. Lebih
sulit dibentuk secara plastis.
2.6.6. Kegunaan
Material Komposit
Penggunaan material komposit sangat luas, yaitu
untuk :
a. Angkasa luar = Komponen kapal terbang, Komponen
Helikopter, Komponen satelit.
b. Kesehatan = Kaki palsu, Sambungan sendi pada
pinggang
c. Marine / Kelautan = Kapal layar, Kayak
d. Industri Pertahanan = Komponen jet tempur, Peluru,
Komponen kapal selam
e. Industri Pembinaan = Jembatan, Terowongan, Rumah,
Tanks.
f. Olah raga dan rekreasi = Sepeda, Stick golf, Raket
tenis, Sepatu olah raga
g. Automobile = Komponen mesin, Komponen kereta
h. Angkasa luar = Komponen kapal terbang, Komponen
Helikopter, Komponen satelit.
2.6.7.
Contoh Material Komposit
1.
Plastik
diperkuat fiber:
a.
Diklasifikasikan
oleh jenis fiber :
1)
Wood (cellulose
fibers in a lignin and hemicellulose matrix)
2)
Carbon-fibre
reinforced plastic atau CRP
3)
Glass-fibre
reinforced plastic atau GRP (informally, "fiberglass")
b.
Diklasifikasikan
oleh matriks:
1)
Komposit
Thermoplastik
a)
long fiber
thermoplastics or long fiber reinforced thermoplastics
b)
glass mat
thermoplastics
2)
Thermoset
Composites
2.
Metal matrix
composite MMC:
a.
Cast iron putih
b.
Hardmetal
(carbide in metal matrix)
c.
Metal-intermetallic
laminate
3.
Ceramic matrix
composites:
a.
Cermet (ceramic
and metal)
b.
concrete
c.
Reinforced
carbon-carbon (carbon fibre in a graphite matrix)
d.
Bone
(hydroxyapatite reinforced with collagen fibers)
4.
Organic
matrix/ceramic aggregate composites
a.
Mother of Pearl
b.
Syntactic foam
c.
Asphalt concrete
5.
Chobham armour
(lihat composite armour)
6.
Engineered wood
a.
Plywood
b.
Oriented strand
board
c.
Wood plastic composite
(recycled wood fiber in polyethylene matrix)
d.
Pykrete (sawdust
in ice matrix)
7.
Plastic-impregnated
or laminated paper or textiles
a.
Arborite
b.
Formica
(plastic)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar